Dengan pemandu laser, RBS-70 menjadi anti jamming, bahkan sangat
sulit dikecoh oleh flare. Memanfaatkan serpihan metal atau chaff juga
tak dapat melemahkan rudal ini, karena iitu hanya efektif mengecoh radar
penjejak, dan tak berpengaruh pada rudal berpemancar laser yang dibidik
manual. Fitur lain yang ditampilkan instruktur Saab adalah kemampuan auto self destruck,
jika pancaran laser dari launch station terhenti selama jangka waktu
tertentu. Operator juga dapat menghancurkan rudal dengan pencetan tombol
bila mendapat perintah untuk membatalkan tembakan rudal yang telah
meluncur.
RBS-70 NG resmi diperkenalkan pada tahun 2011, dibanding versi
sebelumnya terdapat peningkatan kapabilitas sistem penunjang seperti
perangkat bidik dan auto tracker system yang membantu operator dari
penjejakan hingga proses penembakkan. Perangkat elektronik RBS-70 NG pun
lebih kompak dan dapat diprogram ulang jika ada software terbaru.
Dengan desain modular, RBS-70 NG dapat diintegrasikan dengan jaringan
hanud beragam kendaraan tempur tanpa perlu modifikasi khusus. Selain
dioperasikan secara manual, RBS-70 NG dapat dioperasikan secara terpisah
dengan perangkat kendali jarak jauh. Sebagai sistem senjata portable,
konstruksi sistem peluncur dapat diurai dan dibawa oleh tiga personel.
Untuk simulator RBS-70 NG, dirancang punya ukuran yang sama dengan
aslinya. Instruktur secara langsung dapat melihat tampilan view finder
operator melalui layar monitor.
Hingga pertengahan tahun 2015, Saab menyebut telah memproduksi 1.600
peluncur dan 17.000 lebih rudal RBS-70. Indonesia diperkirakan memiliki
tak kurang dari 70 peluncur RBS-70 dalam versi MK1 dan MK2. Selain
Indonesia, di Asia Tenggara pengguna rudal ini adalah Thailand dan
Singapura. Sementara populasi penjualannya telah merambah 19 negara di
lima benua.
0 komentar:
Post a Comment