Sebenarnya berapa jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya?
"Diyakini jumlah pangkalan militer AS di luar
negaranya jumlahnya telah mencapai lebih dari 1,000 pangkalan di negara
berbeda. Bahkan, Pentagon sekalipun mungkin tidak tahu secara pasti jumlah
setiap penghuninya."
Data resmi dari Departement
of Defence (DoD) pada laporan struktur tahun fiskal 2003 menyebut, Pentagon
memiliki 702 pangkalan di luar negeri di 130 negara. Jumlah itu, belum termasuk
6.000 pangkalan di wilayah AS sendiri.
Pada pangkalannya di luar
negeri, jumlah tentara AS yang tak berseragam mencapai 253,288 personel.
Mereka juga mempekerjakan 44,446 orang lainnya sebagai staff tambahan
lokal yang disewa.
Pentagon
mengklaim, pangkalannya mencakup 44,870 barracks, hangars, rumah sakit, dan bangunan lain yang dibeli atau disewa sebanyak
lebih dari 4,844 bangunan.
Militer AS bisa begitu banyak mendominasi dunia, karena instalasi pangkalan
militernya di luar negeri membawa keuntungan tak terkirakan untuk kemajuan
industri usaha dan ekonomi sipil mereka. Mulai dari desain pembuatan senjata
untuk angkatan bersenjata, pakaian untuk tentara berseragam dan pasukan tidak
berseragam yang tercatat ada 253,288 personil berikut keluarganya yang belum
termasuk didalamnya, stok makanan dan bisnis fasilitas liburan bagi tentara.
Hampir sebagian besar
sektor ekonomi AS sebenarnya mengandalkan militer untuk target penjualannya.
Satu
contoh kecil, misalnya terhadap pangkalan militer AS di Irak. Untuk pangkalan
itu, DoD harus memesan extra ration of cruise missiles dan depleted-uranium armor-piercing
tank shells. Selain
itu, DoD juga mengakuisisi sebanyak 273,000 botol sunblock yang dianggap sama
pentingnya seperti rudal bagi para tentaranya disana.
Belum
lagi DoD harus menyediakan biaya binatu, dapur, surat menyurat dan pengiriman
barang, serta cleaning services yang telah dikontrak militer dari perusahaan swasta, juga
menjadi bagian dari kegiatan membangun dan mengembangkan sektor ekonomi AS.
Diketahui, sepertiga dari
dana US$ 30 miliar tambahan yang dianggarkan untuk perang Irak, habis untuk
service layananan bagi kenyamanan tentara AS.
Dengan
begitu, keberadaan mereka di front-front perang tampak sama seperti kehidupan
di rumah ala Hollywood. Selain itu pengamanan juga dilakukan melalui
sub-kontrak padaprivate military companies seperti Brown & Root, DynCorp, dan the Vinnell Corporation.
Perkembangan terkini kekaisaran militer AS,
bisa disimak dari pernyataan Menteri Pertahanan, Panetta yang menyatakan
bahwa 60 persen kekuatan militer AS akan pindah ke kawasan Asia Pasifik mulai
2012 hingga 2020.
Jadi, perang terhadap
terorisme adalah sebagian kecil dari alasan untuk semua strategisasi militer AS
di belahan dunia. Yang sebenarnya adalah untuk membangun cincin baru dari
Pangkalan militer sepanjang khatulistiwa guna memperluas kekaisaran militer AS
dalam mendominasi dunia.
Reposisi pangkalan tersebut
ada dibawah kendali dan tanggung jawab Andy Hoehn, Wakil Menhan AS untuk bidang
strategi.
Hoen
dan dan rekan-rekannya mengatur tahapan implementasi akan apa yang disebut
Goerge Bush dulu sebagai strategi perang pencegahan terhadap “persatuan negara-negara merah dan orang-orang jahat”.
"Negara-negara “persatuan orang-orang jahat” ini
oleh AS telah diidentifikasikan sebagai “busur ketidakstabilan” yang tersebar
dari mulai daerah Andes di Colombia terus ke arah Afrika Utara dan kemudian
menyapu negeri negeri seberang Timur Tengah, hingga termasuk Filipina dan
Indonesia."
0 komentar:
Post a Comment