“Amerika Serikat menganggap
Indonesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Tenggara. Sejak zaman
Soeharto memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas regional dan menjaga kesatuan
antar negara Asia,” kata Murphy pada Forum Terbuka USINDO, Jakarta, 24 Juni
2013.
Salah satu media Amerika Serikat Washington Post melaporkan bahwa rencananya militer AS akan menempatkan pesawat
tempur berawak dan tidak berawak yang dikenal dengan nama Global Hawk.
Menanggapi pernyataan dan
situasi tersebut, pemerintah Indonesia bereaksi dengan mengirim nota protes
kepada Pemerintah Australia dan AS dan meminta penjelasan terkait rencana
pembangunan pangkalan militer AS tersebut.
Juru Bicara Kementerian
Pertahanan Indonesia Brigadir Jenderal Hartind Asrin berpendapat bahwa
sebaiknya pemerintah Australia dan AS menjelaskan apa tujuan pembangunan
pangkalan tersebut untuk menghindari kesalahpahaman.
“Secara
prinsip Indonesia tidak memiliki wewenang untuk ikut campur dalam rencana
mereka. Namun, kami meminta mereka menjelaskan tujuan menempatkan pesawat tak
berawak dekat wilayah Indonesia,” ungkap Asrin seperti dikutip Reuters, pada bulan Maret 2012.
Ternyata bukan hanya
pemerintah Indonesia saja yang bereaksi, China juga merasa terganggu dengan
rencana AS ini dan menilai hal ini sebagai upaya mengimbangi kekuatan dan
pengaruh China di Asia-Pasifik.
China
juga menuduh Australia dan AS memperkuat sekutunya dalam sengketa Laut China
Selatan. Pasalnya, akhir-akhir ini China, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei
dan Taiwan saling berebut wilayah di Laut China Selatan yang diyakini
mengandung persediaan minyak dan gas yang melimpah.
“Pergeseran
kekuatan militer AS ke Asia Pasifik bukanlah hal sederhana. Bisa jadi, pada 8
tahun ke depan, “perang” perebutan sumber daya alam dan jalur perdagangan akan
beralih ke kawasan ini. Indonesia harus menyiapkan diri untuk menghadapinya.”
(Connie Rahakundini Bakrie, Pengamat Pertahanan
dan Militer dari Universitas Indonesia)
Gambaran ‘Kekaisaran Militer AS’
Lebih dari setengah juta tentara formal plus
mata-mata yang terselimuti melalui jejaring lembaga donor, teknisi, guru, serta
badan usaha sudah tersebar membentuk koloni di negara-negara lain.
Bukan hanya di darat, juga
mendominasi lautan hingga samudera. Mereka membangun kekuatan Angkatan Laut
yang hebat dengan mencantumkan nama-nama pahlawan mereka pada kapal induknya,
seperti: Kitty Hawk, Constellation, Enterprise, John F. Kennedy, Nimitz, Dwight
D. Eisenhower, Carl Vinson, Theodore Roosevelt, Abraham Lincoln, George
Washington, John C. Stennis, Harry S. Truman, dan Ronald Reagan.
Selain itu, begitu banyak
pangkalan rahasia dibangun dan difungsikan hanya sekedar untuk memonitor apa
yang dikerjakan masyarakat dunia.
Sebenarnya berapa jumlah pangkalan militer AS di luar negaranya? Lihat
0 komentar:
Post a Comment