Rusia menyebut NATO secara terbuka telah mengabaikan perang melawan
teror yang sedang berlangsung. “Pertanyaannya adalah apakah NATO
benar-benar sebuah organisasi, yang mampu menjamin keamanan dan
perlindungan yang memadai bagi negara-negara anggotanya. Dilihat oleh
serangan teroris baru-baru ini di Paris jawabannya adalah tidak, “kata
Alexei Pushkov kepala komite urusan internasional parlemen Rusia
sebagaimana dikutip Ria Novosti Jumat 20 November 2015.
Pushkov mengatakan negara-negara NATO saatnya dipanggil dengan
Perjanjian Washington Pasal 5 yang mengikat anggotanya bersama-sama
untuk melindungi satu sama lain dan menetapkan semangat solidaritas
dalam Aliansi.
“Prinsip pertahanan kolektif yang digariskan oleh Pasal 5 berarti
bahwa serangan terhadap salah satu sekutu dianggap sebagai serangan
terhadap semua sekutu. Tapi lihat bagaimana NATO secara terbuka berada
jauh dari komitmennya untuk bersama memerangi ancaman teroris, ” tegas
Pushkov.
Pushkov kemudian disebutkan pada Pasal 42-7 dari Piagam Uni Eropa
dimana negara Uni Eropa berkomitmen untuk membantu Prancis sebagai
korban dari serangan musuh terutama dengan cara politik. “Tapi dalam
hal ini NATO pengecut,” katanya.
NATO menggunakan Pasal 5 untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah serangan teroris 9/11 di Amerika Serikat.
“Ketika Amerika diserang NATO segera mengerahkan dan semua
negara-negara anggota yang mendukung operasi Washington di Afghanistan
untuk menghancurkan al-Qaeda. Sekarang aku melihat Prancis tidak dapat
mengandalkan perlindungan dan bantuan dari Pakta Pertahanan Atlantik
Utara, “kata Alexei Pushkov.
0 komentar:
Post a Comment