Kedua Eurocanards menjadi pilihan baik bagi banyak negara yang
menginginkan tehnologi modern pesawat tempur Barat, reliability yang
terjamin, dan support yang bagus, tapi ingin mengingkari faktor resiko
untuk berurusan dengan program FMS pemerintah US, dan “source code”
control mereka yang terkenal pelit.
Berikut adalah perbandingan antara kedua tipe ini.
- Radar
Gripen-E/F (Selex Raven ES-05) dan Dassault Rafale (RBE2)
sudah memakai AESA radar.
AESA radar tidak hanya jauh lebih unggul, tapi juga
lebih murah (dan lebih mudah) dalam hal perawatan, dibandingkan PESA
atau pulse-doppler. Setiap module / element dalam AESA radar beroperasi
independent satu sama lain, jadi kalau ada beberapa element yang rusak,
tidak akan mempengaruhi performa radar. Hal ini memudahkan
maintenance. Radar Pulse-doppler mempunyai MTBF (Mean-Time
Between-Failure) / butuh perbaikan setiap 100 jam operasional, jadi
secara maintenance lebih mahal dan sulit.
- Performance
Gripen-E mempunyai kecepatan maksimum yang lebih tinggi
(Mach-2+) dibandingkan Rafale (Mach 1,8). Daya dorong mesin Rafale yang
lebih rendah memberikan Thrust-to-weight ratio yang lebih rendah (0.97),
dibandingkan Gripen-E (1,06), dan Typhoon (1,07). Semua angka dihitung
fully loaded, dengan full internal fuel dan 2 AAM. Dari segi rate climb, perbedaan antar keduanya tidak terlalu jauh.
- Range dan Combat Radius
Keduanya hampir seimbang untuk ferry range (+/- 4,000 km) dan combat radius (+/- 1,000 km).
- Payload (Data Angkut)
Rafale bisa mengangkut lebih banyak payload (10,5 ton), dibandingkan
Gripen-E/F (5 ton). Kemampuan payload ini hanya
akan lebih berpengaruh ke kemampuan Air-to-Ground daripada Air-to-Air.
- Cockpit Interface dan Networking
Keduanya berimbang dalam hal cockpit layout. Semua
tipe menekankan user-interface yang terbaik. Dari segi networking,
dapat menembakkan BVRAAM secara pasif tidak perlu
menyalakan radar cukup 1 pesawat yang menyalakan radar dan meng-guide
semua BVR missile yang ditembakkan pesawat lain.
Rafale mengandalkan Link-16 untuk data-link network untuk
koordinasi antar pesawat. Gripen juga mempunyai kemampuan
berkomsunikasi lewat Link-16, tetapi untuk koordinasi antar pesawat
dengan Gripen yang lain, memakai sistem TIDLS Swedia tersendiri. Sistem
TIDLS yang lebih mengoptimalkan information-sharing, dan kerja-sama yang
lebih dekat dalam setiap formasi pesawat, dinilai lebih unggul untuk
memberikan situational awareness yang lebih tinggi dibanding Link-16
yang sifatnya seperti broadcast.
- BVR (Beyond Visual Range) Combat
Pilihan default untuk keduanya tentu saja adalah MBDA Meteor,
BVR-missile terbaik di dunia saat ini, yang development-nya sudah
selesai, dan sebentar lagi akan memasuki tahap operasional. Gripen-C
akan menjadi Eurocanard pertama yang membawa Meteor. Untuk Rafale, ada
penjelasan terpisah di bawah.
Dengan mesin ramjet, Meteor dapat menyesuaikan kecepatan yang
se-efesien mungkin dari tahap launch. Untuk mencapai jarak jangkau yang
lebih jauh, Meteor dapat terbang lebih lambat untuk menghemat bahan
bakar. Di saat akhir, Meteor dapat menambah kecepatan untuk
meng-optimalkan pK (probability-Kill). Bandingkan dengan AMRAAM yang
hanya memakai solid rocket kecepatannya tidak bisa di kontrol dari
awal sampai akhir. AMRAAM dapat kehabisan bahan bakar, atau melaju
terlalu cepat, sehingga manuever akhir untuk membunuh lawan justru
sebenarnya sangat sulit.
Jarak jangkau Meteor tidak di-publish resmi, tapi menurut rumor,
melebihi AIM-54 Phoenix tempo dulu (190 km +), atau bahkan AMRAAM-D yang
development-nya masih tertunda terus (US menghabiskan terlalu banyak
uang di F-35!). Typhoon dan
Gripen memiliki keunggulan dalam memakai Meteor karena keduanya dapat
melakukan 2-way datalink untuk meng-update posisi terakhir target (sama
dengan sistem 2-way-link di AMRAAM), sedangkan Rafale hanya mempunyai
1-way datalink.
Radar AESA Gripen yang dapat diputar untuk mengikuti
lawan, memberikan kemampuan keduanya untuk membelok keluar dari
jangkauan BVR missile lawan, sementara terus memberikan data-link update
ke BVR missile, seperti Meteor untuk menghantam target (lihat gambar di
bawah). Ini memberikan kedua tipe ini keunggulan taktis dibanding Rafale, F-15, F-16, dan F-18 yang memakai fixed-mounted AESA-radar.
Selanjutnya di Perbandingan Rafale Vs Gripen-NG (Bagian II)
0 komentar:
Post a Comment