TRANSLATE

Ekspor Senjata Dan Ranpur Made In Indonesia Ke Berbagai Negara

Posted by

Dilansir dari data yang diolah Kementerian Perdagangan, pada 2010 Indonesia mengekspor senjata  dan amunisi sekitar USD 4,3 juta setara dengan Rp 56,1 miliar. Kemudian 2011, ekspor senjata Indonesia turun menjadi USD 2,6 juta setara dengan Rp 33,9 miliar. Satu tahun kemudian ekspor senjata kembali naik mencapai USD 6,7 juta setara Rp 87,4 miliar.

Ekspor senjata dan amunisi Indonesia kembali lesu di 2013 yaitu hanya USD 1,1 juta setara dengan Rp 14,3 miliar. Dan pada 2014, nilai ekspor senjata kembali naik menjadi USD 4,1 juta setara dengan Rp 53,5 miliar.

Berikut ini alat perang made in Indonesia yang berhasil di ekspor :

1. Kapal Perang

PT PAL Indonesia telah meluncurkan dua kapal perang, yakni Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR)-1 dan Kapal Perang Strategic Sealift Vessel (SSV)-1.

Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah mengatakan bahwa kapal PKR merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI. Kapal canggih kelas Frigate tersebut hasilkerja sama PT PAL dengan perusahaan kapal DSNS Belanda melalui transfer teknologi.Sedangkan kapal SSV merupakan kapal canggih karya mandiri anak bangsa dan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina yang berada dikelas Lloyd Register.

Firmansyah menyebut ada beberapa kecanggihan dalam kapal perang buatan anak bangsa ini.

Firmansyah menyebutkan Kapal PKR-1 yang memiliki panjang 105,11 meter, lebar 14,2 meter, dan kecepatan 28 knot inimampu berlayar selama 20 hari pada kecepatan 14 knot."Selain itu, Kapal PKR kelar Frigate ini memiliki peralatan peperangan bawah air lengkap, seperti senjata utama penghancur kapal selam berupa torpedo yang dapat membantu proses peperangan bawah air, serta mampu melakukan peperangan udara dengan senjata rudal antiudara," ucap Firmansyah. Selanjutnya, Kapal SSV merupakan pengembangan kapal pengangkutLanding Platform Dock (LPD) yang didesain panjang 123 meter, lebar 21,8 meter, dan memiliki kecepatan 16 knot dengan ketahanan berlayar selama 30 hari di laut lepas. Selain itu, SSV juga mampu membawa dua helikopter, dan mengangkut kapal "landing craft utility" (LCU) serta sejumlah tank perang hingga truk militer. Kapal PKR merupakan pesanan Kementerian Pertahanan RI dan Kapal SSV merupakan kapal canggih karya mandiri anak bangsa dan pesanan Kementerian Pertahanan Filipina yangberada di kelas Lloyd Register.

2. Panser Anoa


Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menjadi pelanggan setia perusahaan negara pembuat senjata PT Pindad. Sejumlah peralatan yang dipesannya ialah panser Anoa. "Nantinya kendaraan tempur ini digunakan untuk misi perdamaian PBB," kata Dirut Pindad Silmy Karim. Silmy menjelaskan, panser Anoa tergolong kendaraan armoured medium personnel carrier. Kendaraan tempur ini dipergunakan untukmengangkut personel di medan pertempuran. Selama ini, sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, dan Thailand dibidik untuk menggunakan produk Pindad. Untuk pasar Afrika, pihaknya membidik Madagaskar, Mesir, Nigeria, dan Mozambiq. Sedangkan, untuk kawasan Timur Tengah, pasar potensial yang dibidik antara lain Kuwait, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar.

3. Kepala Roket


Indonesia mengekspor hulu ledak asap (smoke warhead) kaliber 70 milimeter sebanyak 260 unit ke Cile. Ekspor tersebut merupakan ekspor pertama senjata yang dibuat PT Sari Bahari. Direktur Utama PT Sari Bahari Ricky Hendrik Egam mengatakan pihaknya harus bersaing dengan 43 negara yang mengikuti tender internasional pengadaan hulu ledak asap bagi kebutuhan angkatan bersenjata Cile.

"Namun, kami berhasil memenangkan tender tersebut, sehingga ekspor perdana ini bisa membuktikan kualitas produksi dan karya anak bangsa Indonesia tidak kalah dengan buatan luar negeri, bahkan mendapatkan pengakuan internasional," katanya. Dia mengatakan produksi dari PT Sari Bahari, membuktikan teknologi pertahanan nasional mampu bersaing dengan negara maju. Hulu ledak asap buatan Indonesia memiliki keunggulan dari sisi aerodinamis trajectory dan mampu mengeluarkan asap selama dua menit setelah hulu ledak terjadi dalam sasaran.

4. Peluru


PT Pindad adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang produknya sampai dijual ke Amerika Serikat. Pindad pernah mengekspor amunisi kaliber kecil yaitu 5,56 mm ke negeri Paman Sam tersebut. Marketing Manajer PT Pindad, Sena Maulana, mengatakan selain ekspor ke Amerika pihaknya juga telah mengekspor amunisi ke Singapura danThailand. "Amunisi kita ekspor itu kaliber 5,56 mm ke Singapura sama Thailand dan ini terus-terusan. Tahun 2000 kita pernah ekspor ke Amerika," katanya. Untuk penjualan ke luar negeri, Pindad mempunyai agensi sendiri yang mengurusi penjualan. Nilai ekspor amunisi juga disebut terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian, Sena tidak menyebut berapa nilai pasti ekspornya. "Singapura yang cukup canggih saja memesan. Amerika yang mempunyai kemampuan militer sangat baik pernah pesan juga dan terakhir Laos," katanya. Selain itu, pada tahun 2000, Pindad juga pernah mengekspor amunisi ke Nigeria. "Nilai secara signifikan dari 2010 ke 2011 ada peningkatan. 2011-2012 cenderung stabil karena menuhi dalam negeri dulu. Tahun 2013 dibandingkan 2012 ada peningkat. Angkanya saya tidak apal," tutupnya.

5. Senjata Api


Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyetujui kerja sama lisensi senapan SS2 dan pemasaran amunisi Pindad di wilayah Timur Tengah. Persetujuan ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Pindad (Persero) dan Continental Aviation Services yang dilakukan saat forum bisnis yang dihadiri oleh Presiden Jokowi, di Abu Dhabi. Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana menyebutkan, kehadiran Presiden Jokowi ke UEA mendapatkan sambutan hangat dari pemerintahan setempat. Kehangatan itu ditunjukkan dalam pertemuan bilateral yang dilaksanakan secara bersahabat. "Dalam pertemuan itu dibahas mengenai beberapa hal, tentang isu ekonomi dan non ekonomi, seperti kerja sama pertahanan," katanyamengutip ucapan Menlu Retno. Menurut Menlu, UEA merupakannegara tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah, dengan nilai perdagangan mencapai USD 4,25miliar di tahun 2014, dan Indonesia menikmati surplus USD 748 juta.


Blog, Updated at: 7:27:00 AM

0 komentar:

Post a Comment

Follow with G+

---------------------------------------------

---------------------------------------------

STATISTIK