Pesawat tanpa awak (drone) yang jatuh di Perairan Batam, Provinsi
Kepulauan Riau kemarin sudah diamankan TNI AU. Komandan Lanud Roesmin
Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Henri Alfiandi, menduga drone tersebtu
milik negara tetangga.
"Pesawat tanpa awak yang jatuh di Batam itu hanya dimiliki dua negara
di ASEAN yakni Brunei Darussalam dan Malaysia. Jadi kemungkinan itu
punya negara tetangga," ucap Marsma TNI Henri Alfiandi, Jumat
(1/4/2016).
Setelah diteliti jenisnya adalah drone target buatan Meggitt Defence
Systems Ltd, sebuah perusahaan asal Inggris yang spesial mengembangkan
produk aviasi untuk keperluan pertahanan. Di mana produknya sudah
digunakan di berbagai negara, termasuk NATO.
Berikut adalah spesifikasi jenis drone Meggitt BTT-3 Banshee
General characteristics
- Crew: None
- Length: 2.84 m (9 ft 4 in)
- Wingspan: 2.49 m (8 ft 2 in)
- Height: 0.86 m (2 ft 10 in)
- Empty weight: 39 kg (85 lb)
- Gross weight: 73 kg (160 lb)
- Powerplant: 1 × Norton P73 Wankel rotary engine, 28 kW (38 hp)
Performance
- Maximum speed: 200 km/h (124 mph; 108 kn)
- Endurance: 1 hour 15 minutes
- Service ceiling: 7,010 m (23,000 ft)
Meggitt Banshee sendiri adalah sebuah sistem target yang menyediakan
simulasi penembakan untuk pelatihan senjata pertahanan udara, baik dari
darat maupun dari laut.
"Drone ini memiliki kecepatan maksimum 200 knot, dapat digunakan
berkali-kali, diluncurkan dengan menggunakan katapel dari dek kapal.
Drone memiliki jangka waktu penggunaan hingga 25 tahun, dan mudah
mendapatkan suku cadangnya," tandasnya.
Di ASEAN, Brunei Darussalam dan Malaysia adalah negara pengguna drone
ini. Brunei misalnya, negara kaya minyak ini sudah menggunakan Banshee
sejak 1987 dan menambahnya pada 2010 dengan memesan Banshee 600.
Sedangkan Malaysia sendiri sudah menandatangi kontrak dengan Meggitt
Defence Systems Ltd pada September 2012, untuk pengadaan Banshee Aerial
Target Systems selama lima tahun, lengkap dengan pelatihannya.
Walau fungsi utama Banshee adalah drone, namun Indonesia harus tetap
waspada, karena Meggitt ternyata mengembangkan Banshee dengan kemampuan
tambahan jika diperlukan. Yakni mampu mengangkut chaff & flare,
penjejak infra merah untuk mengarahkan rudal, kamera untuk pencitraan
dan lainnya, sehingga Banshee mampu melakukan operasi militer terbatas.
"Intinya drone target itu memang dibuat untuk menjadi target ditembak
jatuh oleh negara tetangga kita. Jadi bagaimana bisa jatuh ke perairan
kita, mungkin lepas kendali sehingga masuk daerah kita. Tapi ini biasa
saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucap Marsma TNI Henri
Alfiandi.
Terkait kabar bahwa pesawat tanpa awak itu adalah untuk mematai
Indonesia, jendral bintang satu ini menepisnya. "Terlalu berlebihan jika
itu disebut drone mata-mata. Karena sudah ditangan kita dan diperiksa
tidak ada mengarah kesana. Itu hanya prakiraan saja," tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment