Batalyon Intai Amfibi atau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir seperti halnya Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat. Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi). Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 km. Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.
Sejarah
Sejak berdirinya KKO AL setiap penugasan dirasakan perlunya data-data intelejen, serta pasukan khusus yang terlatih dan mampu melaksanakan kegiatan khusus yang tidak dapat dikerjakan oleh satuan biasa dalam rangka keberhasilan tugas. Menjawab kebutuhan tersebut, pada tanggal 13 Maret 1961 berdasarkan Surat Keputusan (SK) Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961, tentang pembentukan KIPAM. Pada tanggal 13 Maret 1961, KIPAM berdiri dibawah Yon Markas Posko Armatim - I, para perintis berdirinya KIPAM adalah Bapak Sumardi, Bapak Untung Suratman, Bapak Moelranto Wiryohuboyo, dan Bapak Ali Abdullah. Pada tanggal 25 Juli 1970 KIPAM berubah menjadi Yon lntai Para Amfibi. Tanggal 17 November 1971 Yon lntai Para Amfibi berubah menjadi Satuan Intai Amfibi, pada akhirnya berubah menjadi Batalyon lntai Amfibi atau disingkat Yon Taifib Mar dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir. Seiring dengan perkembangan Korps Marinir dengan peresmian Pasmar I SK Kasal No. Skep/08/111/2001 tanggal 12 Maret 2001 tentang Yon Taifib Marinir tidak lagi dibawah Resimen Bantuan Tempur Korps Marinir (Menbanpurmar), akan tetapi langsung berada dibawah Pasmar. Melihat lingkup penugasan serta kemampuannya, akhirnya Taifib secara resmi disahkan menjadi Pasukan Khusus TNI AL. Hal ini sesuai dengan SK Kasal No. Skep/1857/XI/2003 tanggal 18 November 2003 tentang Pemberian Status Pasukan Khusus kepada Intai Amfibi Korps Marinir.
Tugas Pokok Batalyon Yontaifib
YonTaifib mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur amfibi maupun pengintaian darat
serta tugas-tugas operasi khusus dalam rangka pelaksanaan operasi
pendaratan amfibi, operasi oleh satuan tugas TNI AL atau tugas-tugas
operasi lainnya.
Sistem Penerimaan Prajurit
Prajurit Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL diambil dari prajurit pilihan Korps Marinir melalui seleksi ketat dan keras. Sebab di tangan personel Taifib-lah sebuah kesuksesan operasi Amfibi yang dilakoni, Korps Baret Ungu dan seluruh elemen TNI dipertaruhkan. Perekrutan Prajurit Taifib Seleksi Prajurit Taifib atas dasar suka rela dari prajurit Korps Marinir (semua bagian tempur: Infanteri, Artileri, Kavaleri, Bantuan Tempur dan Pertahanan Pangkalan) yang sudah mempunyai Basic
Tempur yaitu Pendidikan Dasar Kemiliteran, Pendidikan Keprajuritan
Marinir, Pendidikan Taktik Operasi Darat, Pendidikan Komando Marinir
(Dikko), Pendidikan Menembak Kualifikasi, Pendidikan Operasi Amfibi
termasuk Raid Amfibi, Para Dasar (Paradas), Penyelaman, dan Free Fall. Seleksi Calon Siswa Taifib sangat ketat dan keras meliputi Seleksi Kesehatan dengan Stakes I, Samapta Baik, Berenang, Push Up, Sit Up, Pull Up dalam waktu tertentu dan lulus tes Psikologi Pasukan Khusus standar TNI. Calon Siswa Diktaifib maksimal berusia 26 tahun baik Perwira, Bintara dan Tamtama TNI-AL.

Latihan prajurit
Medan latihan tahap laut dengan materi drown profing (renang dengan
posisi tangan dan kaki terikat), kemudian materi chast & recovery
(loncar dan naik perahu karet), aspek laut meliputi selam kedalaman, selam tempur, infiltrasi bawah air, demolisi bawah air, sabotase bawah air, selam SAR, renang jarak sedang sampai dengan jarak jauh dan pengintaian hidrografi menggunakan daerah latihan pantai
Pasir Putih, pantai Gatel dan pantai Banongan, adapun untuk materi
menembus gelombang menggunakan daerah latihan pantai selatan yang tinggi
gelombangnya mencapai rata-rata sampai dengan sepuluh meter yaitu
pantai Lampon, pantai Rajeg Wesi dan sekitarnya. Kemampuan berenang di
laut dengan jarak jauh yang merupakan persyaratan siswa Taifib adalah
menyeberangi teluk Poncomoyo sejauh ± 12 km/7 mil. Disini para siswa
Taifib dihadapkan pada kondisi laut yang mempunyai arus kuat dan gelombang yang tinggi serta jarak yang jauh dengan batas waktu yang ditentukan.
Baret Prajurit
Setelah perekrutan selesai dan prajurit telah berhasil menyelesaikan pelatihan-pelatihan yang diberikan, maka pemakaian Baret Prajurit Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL tetap berwana Ungu, yang membedakan prajurit Marinir biasa dengan Taifib hanya di Baret Prajurit Intai Amfibi ada Brevet “Tri Media” di samping Pataka Korps Marinir.
keren. Kunjungi juga informasi mengenai Yontaifib marinir dari web Militer Indonesia.
ReplyDelete