TRANSLATE

Bujuk Rayu Amerika Dan Minta Penjelasan Soal Pembelian Sukhoi Oleh TNI AU

Posted by


KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menerima kunjungan kehormatan The United States Secretary of The Air Force Mrs Deborah Lee James di ruang tamu KSAU Mabes Cilangkap, Senin (29/8).

Deborah Lee James tiba di Mabesau disambut dengan pasukan jajar kehormatan Paskhas dan Wara.

Pada pertemuan tersebut, KSAU mengatakan bahwa Amerika Serikat dan Indonesia telah lama bersahabat dan persahabatan ini terus bertambah erat hingga hari ini.

Pemerintah AS yang telah menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan latihan yang diberikan lepada para personel Angkatan Udara Indonesia, antara lain : Air War College, Air Command and Staff College, Squadron Officer School, Flight Safety Course, dan banyak lagi lainnya.

Atas semuanya itu, KSAU atas nama Pemerintah Republik Indonesia dan segenap personel TNI Angkatan Udara, mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

“Termasuk juga kerjasama dalam berbagai latihan, diskusi para ahli di beberapa bidang, kunjungan kehormatan, dan lain-lain. Saya yakin kerjasama ini dapat dikembangkan ke area yang lebih luas demi meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan,” kata KSAU.

Dalam kesempatan tersebut, Mrs. Deborah James juga menanyakan soal perimbangan alutsista tempur terutama buatan Rusia, Sukhoi. KSAU menjelaskan kenapa Indonesia memilih Su-27 dan Su-30, karena ada embargo terhadap alutsista buatan Amerika pada saat itu.

Berkaitan dengan perkembangan beberapa program pembelian alutsista yang sedang berjalan, KSAU berharap bahwa Pemerintah Amerika dapat terus mendukung program regenerasi pesawat tempur F-16C/D Block 52ID, program Falcon Star/EMLU, serta program pengadaan rudal AMRAAM.

Harapan KSAU, Pemerintah Amerika Serikat dapat memberi prioritas kepada masalah tersebut sehingga program yang telah dijalankan dapat terlaksana sesuai kontrak yang ada.

Pada pertemuan tersebut, KSAU didampingi Irjenau, Koorsahli KSAU, para Asisten KSAU, Kadispenau, Kadisdikau dan Kadisaeroa.

Tahun 2015 lalu, produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat, Lockheed Martin secara khusus datang ke Indonesia untuk memamerkan jet tempur F-16 varian terbaru. Tanpa sungkan, mereka berharap Kementerian Pertahanan dan TNI Angkatan Udara berpaling dari Sukhoi dan membeli F-16 Viper.

Meski demikian, TNI Angkatan Udara menyatakan tak akan menghentikan rencana pembelian pesawat Su-35 dari pabrikan Rusia, Sukhoi. TNI AU beralasan, jet tempur Su-29 dan Su-30 yang sudah dimiliki adalah faktor yang membuat mereka tak mau berpaling ke produk lainnya.




"Enggak, plan (rencana) sudah Sukhoi. Mungkin alasannya apa, banyak alasan. Tapi yang pertama adalah kesinambungan dalam pemeliharaan. Sebelumnya sudah ada Su-29/30 jadi dengan punya Su-35 kan sistem berlanjut," papar Kadispenau Marsekal Pertama Dwi Badarmanto.

Menurutnya, Sukhoi memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan jet tempur buatan negara-negara lainnya. Salah satunya adalah sistem persenjataan yang terpasang pada Sukhoi.

"Pada Sukhoi, sistem senjata lebih comfort (nyaman), lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Jadi, kami lebih memilih Sukhoi," tegas dia.


Blog, Updated at: 4:30:00 PM

1 komentar:

Follow with G+

---------------------------------------------

---------------------------------------------

STATISTIK